Jumat, 04 Februari 2011

MATERI PERKULIAHAN METODOLOGI PENELITIAN









Disusun oleh:
Uswatun Khasanah Aqila, S.Hi
NIM : 26.10.7.3.069






PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SURAKARTA
2010




BAB I
PERBANDINGAN ANTARA METODE
PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF

No Perbedaan Kualitatif Kuantitatif
1 Yang mempengaruhi Penelitian tafsir Penelitian alam
2 Sifat kebenaran Relatif, tafsir, subjektif, banyak makna, tersembunyi. Objektif, netral, tunggal, universal, tampak.
3 Pandangan terhadap kenyataan Kenyataan dipahami sebagai keutuhan Kenyataan dipecah-pecah dalam variabel
4 Pandangan terhadap gejala yang tampak Simbol Kebenaran.
5 Tujuan penelitian Memahami = memperoleh makna dan pemahaman Menjelaskan = menemukan aturan / hukum umum
6 Sifat latar Alamiah Artifisial, diintervensi
7 Sifat data Alamiah Diubah menjadi skor / angka.
8 Hubungan dengan teori Mengembangkan (eksploratori). Menguji (konfirmatori)
9 Pendekatan Emik Etik
10 Desain Tentatif dan fleksibel Ketat dan permanen
11 Instrumen Peneliti sendiri Alat ukur yang dirancang
12 Perluasan kesimpulan Ekstrapolasi Generalisasi
13 Hubungan peneliti dan yang diteliti Objek – subjek (informan) Subjek – objek (responden).
14 Pandangan terhadap perilaku Terikat kepada kebudayaan. Reaksi otomatis stimulus terhadap respons
15 Gejala yang diteliti Proses / interaksi / aktivitas Hasil
16 Pengumpulan dan analisis data Tidak terpisah Terpisah


BAB II
DASAR PENELITIAN KUALITATIF

1. Interaksionisme simbolik
• Dunia manusia adalah dunia simbolisme. Setiap wujud adalah simbol yang merefleksikan makna.
• Makna simbol diperoleh dalam interaksi sosial. Melalui interaksi diperoleh definisi tertentu tentang simbol.
• Makna dikonstruksi dalam proses interaksi.
• Kelompok yang membuat aturan, bukan aturan yang menciptakan kelompok.
• Kehidupan sosial adalah interaksi manusia menggunakan simbol. Manusia menggunakan simbol untuk berkomunikasi.
• Premis interaksi simbolik : 1) individu merespons suatu situasi simbolik, 2) makna adalah produk interaksi sosial sehingga makna tidak melekat pada objek melainkan dinegosiasikan melalui bahasa, 3) makna dapat berubah sejalan dengan perubahan situasi dalam interaksi sosial.
• Diri tidak berada dalam aku, tetapi diri adalah definisi yang diciptakan orang di tempat diri berada.
• Simbol adalah sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan oleh mereka yang menggunakan.
• Makna tidak begitu saja diterima melainkan terlebih dulu ditafsirkan.
2. Etnologi
• Kebudayaan adalah satu kesatuan yang terintegrasi. Kebudayaan dianalisis detail dalam unsur-unsur, dipahami hubungan antar unsur dan dilihat hubungan unsur dengan keseluruhan.
• Antropolog seperti anak-anak yang mempelajari kebudayaan dengan mengalami dan berbicara dengan orang yang hidup dalam kebudayaan.
3. Cerita (folklore)
• Folklore adalah cerita yang berkembang dalam masyarakat, dituturkan secara lisan dari generasi ke generasi, tanpa jelas siapa pengarangnya.
• Dia dihayati dan dipelihara dalam pikiran masyarakatnya.
4. Hermeneutika
• Hermeneutika membahas tentang penafsiran.
• Ekspresi bersifat umum dan ikut-ikutan. Orang mengungkapkan “sebagaimana orang biasanya berbuat” atas dasar pengalaman hidupnya.Mereka tidak mengungkapkan corak khusus.
• Jika pengalaman diungkapkan dalam bentuk bahasa tampak asing bagi pembaca berikutnya, maka perlu ditafsirkan.
• Cara kerja hermeneutika :
1) Semua objek netral. Benda-benda tidak bermakna pada dirinya sendiri. Hanya subjek yang memberi arti pada objek. Tanpa subjek tidak akan ada objek. Sebuah benda menjadi objek karena kearifan subjek yang menaruh perhatian atas benda itu.
2) Untuk dapat membuat interpretasi, orang harus terlebih dulu mengerti dan memahami. Makna bukan diambil dari kesimpulan, melainkan harus diturunkan.
3) Manusia otentik selalu dilihat dalam konteks ruang dan waktu. Tidak ada objek yang berada dalam keadaan terisolir, selalu ada kerangka referensi, dimensi batas yang semuanya memberi ciri khusus pada objek.
5. Semiotika
• Semiotika adalah ilmu tentang tanda. Manusia adalah makhluk simbolik yang dapat mengekspresikan pikirannya dengan tanda / lambang / simbol.
• Tanda (sign) berasal dari kata “signum” yang artinya tanda.
• Tanda mempunyai tiga wajah : 1) tanda itu sendiri, 2) aspek material, 3) aspek mental / konseptual.
• Makna tanda bukan alami dan tidak berubah, melainkan dihasilkan lewat sistem tanda yang dipakai dalam kelompok orang tertentu.
• Tanda menghasilkan makna karena sistem hubungan. Tugas semiotika adalah mengkonstruksi sistem hubungan.
• Macam hubungan tanda : 1) simbolik – hubungan tanda dengan dirinya sendiri, 2) paradigmatik / virtual / sistematik – hubungan saudara, 3) sintagmatik – hubungan dengan yang mendahului atau mengikuti.

BAB III
LANDASAN FILSAFAT METODE
PENELITIAN KUALITATIF

1. Filsafat fenomenologi
• Tokoh : Max Weber, Edmund Husserl, dan Alfred Schultz.
• Penelitian didasarkan atas pandangan dan keyakinan kebudayaan subjek.
• Perilaku adalah simbol. Banyak makna diwakili oleh simbol. Kebenaran bukan simbol tapi makna.
• Kebenaran berada dalam hakikatnya (fenomenon), bukan pada gejalanya (nomenon).
2. Kebudayaan
• Berasal dari bahasa : 1) Sansekerta – “buddaya” – hasil budaya manusia, 2) Inggris – “culture”. Manusia mengubah alam (nature) menjadi budaya (culture).
• Beberapa pengertian budaya : 1) Usaha manusia mempertahankan kelangsungan hidup. Adaptasi biologis berubah menjadi kebudayaan, 2) Warisan sosial, 3) Peraturan-peraturan yang dibakukan – standar perilaku yang dapat diterima.
• Hakikat kebudayaan : 1) terwujud lewat perilaku manusia, 2) mendahului generasi dan tidak mati dengan habisnya generasi, 3) diperlukan manusia, 4) aturan tindakan yang diterima dan dilarang.
• Sejarah kebudayaan :
1) Usaha mempertahankan kelangsungan hidup : a) manusia purba, b) budidaya tumbuhan dan binatang, c) lahirnya kota besar.
2) Revolusi : a) pertanian, b) perkotaan, c) industri.
3) Gelombang : a) Gelombang I agrikultural, b) gelombang II industrial, c) gelombang III informasi.
• Karakteristik kebudayaan : 1) milik bersama, 2) hasil belajar (enkulturasi), 3) didasarkan pada lambang – penggantian objek dengan kata, 4) dipelajari dari hubungan semua aspek (integrasi kebudayaan).
• Wujud kebudayaan : 1) ide, 2) aktivitas, 3) artefak.
• Pergeseran kebudayaan :
1) Proses belajar warga masyarakat : internalisasi, sosialisasi, enkulturasi (institutionalization).
2) Evolusi kebudayaan.
3) Difusi
4) Belajar unsur kebudayaan asing (akulturasi, asimilasi).
5) Pembaruan (inovation / discovery).
3. Kebudayaan dan perilaku manusia.
• Perilaku manusia dikendalikan oleh kebudayaan.
• Kebudayaan menjadi sistem nilai yang menjadi acuan perilaku.
• Bila orang berbuat sesuai dengan kebudayaan, maka perilakunya diterima. Kebudayaan menjadi standar perilaku untuk dianggap layak.
• Tiap perilaku manusia merupakan perilaku budaya yang tidak terlepas dari kebudayaan yang mengendalikan.
• Perilaku manusia adalah hasil kebudayaan yang hanya dapat dimaknai dalam hubungan dengan kebudayaan. Misalnya : di kutub orang membuat baju tebal.
• Oleh karenanya, untuk memahami perilaku manusia maka harus memahami latar belakang kebudayaan.


BAB IV
PROPOSAL DAN LAPORAN
PENELITIAN KUALITATIF

• Desain proposal = fleksibel
• Alur proposal = Sponsor/Perguruan Tinggi – TOR/Panduan – Proposal.
• Unsur laporan penelitian kualitatif :

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B. Fokus penelitian
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat penelitian

BAB II KAJIAN TEORI
A. Teori yang relevan
1. ............................................
2. .............................................
3. ............................................., dan seterusnya
B. Penelitian yang relevan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode penelitian
B. Latar seting penelitian
C. Subjek dan informan penelitian
D. Metode pengumpulan data
1. Observasi terlibat
2. Wawancara mendalam
3. Dokumentasi
E. Pemeriksaan keabsahan data
F. Analisis data



BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi data
1. .............................................
2. .............................................
3. ............................................., dan seterusnya.
B. Analisis data
1. .............................................
2. .............................................
3. ............................................., dan seterusnya.
C. Pembahasan

BABV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

• Masalah penelitian
1. Dua faktor atau lebih yang menimbulkan situasi membingungkan.
2. Dapat berubah dalam proses penelitian.
3. Ditentukan agar peneliti mempunyai fokus.
4. Awalnya luas – setelah hubungan diketahui dari lapangan – dipersempit sehingga dapat diteliti.
• Teori
1. Teori = sesuatu yang telah diterima. Penelitian tidak dapat dimulai dari teori.
2. Setelah dari lapangan muncul kategori, lihat literatur teknis untuk mengetahui apa yang telah dikatakan mengenai kategori.
3. Penelitian memperluas teori yang telah ada.
4. Unsur-unsur teori dapat digunakan apabila mempunyai hubungan dengan data.
5. Kualitatif = melakukan teoritisasi data, teori dikembangkan dari data lapangan (grounded), sehingga memerlukan kepekaan teoritik.
• Seting penelitian
1. Makna terikat kepada ruang budaya yang menjadi seting. Misalnya warna bendera.
2. Seting harus diungkapkan secara detail sehingga membawa pembaca larut secara emosional.
• Subjek dan informan penelitian
1. Subjek = terlibat dalam aktivitas, informan = mempunyai informasi.
2. Sampling = kecukupan informasi yang diperlukan untuk membuat penafsiran.
3. Sampling purposif : a) tidak ditentukan lebih dulu, b) pemilihan sampel secara berurutan (snowball sampling), c) penyesuaian berkelanjutan dari sampel, d) pemilihan berakhir sesudah terjadi pengulangan.
• Metode pengumpulan data
1. Data penelitian kualitatif
a. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti.
b. Peneliti mengamati data apa adanya.
c. Data masih “lunak” dan tidak segera dipandang sebagai fakta yang “keras”.
2. Peneliti sebagai instrumen
a. Penelitian kualitatif membutuhkan keterlibatan peneliti secara emosional, sebab hanya manusia (peneliti) yang mampu memahami perasaan mereka yang diteliti.
b. Peneliti menjadi instrumen penelitian karena mempunyai kemampuan : 1) responsif, 2) dapat menyesuaikan diri, 3) menekankan keutuhan, 4) mendasarkan diri pada pengetahuannya, 5) memproses data secepatnya, 6) mampu mengklarifikasi dan mengikhtisarkan, 7) mampu mencari respons yang tidak lazim.
3. Metode pengumpulan data.
a. Ditentukan atas dasar kondisi di lapangan.
b. Disusun menurut informasi yang dikandung oleh tiap-tiap sumber informasi.
c. Metode : pengamatan terlibat, wawancara mendalam, dan analisis dokumen.
• Analisis data
1. Analisis data dilakukan dengan cara melakukan penafsiran untuk memperoleh makna.
2. Penafsiran makna atas perilaku mereka yang diteliti didasarkan atas pandangan, pikiran dan perasaan mereka yang diteliti.
3. Oleh karena kebenaran (makna) diperoleh melalui penafsiran maka kebenaran bersifat subjektif.
4. Analisis data merupakan teoritisasi data sehingga memerlukan kepekaan teoritik atau imajinasi atau kreativitas.
5. Pengumpulan dan analisis data dilakukan pada waktu yang bersamaan.
6. Penafsiran / interpretasi = menyusun unsur-unsur yang ada dengan cara baru, merumuskan hubungan-hubungan unsur lama, dan membuat proyeksi melewati yang ada.
7. Penelitian kuantitatif dilakukan secara konveren, penelitian kualitatif dilakukan secara divergen. Divergen = kreatif, spekulatif dan mengandung resiko.
8. Interpretasi adalah sebuah seni, bukan formula atau mekanika. Dia dapat dipelajari hanya dengan melakukan.
9. Data berupa perilaku dan benda-benda budaya adalah simbol-simbol yang dihidupkan dengan penceritaan dan penafsiran.
10. Makna berada dalam keutuhan unsur dan melampaui unsur-unsur.
11. Pengumpulan dan analisis data tidak terpisah. Pengumpulan data masih dapat dilakukan setelah analisis data.








BAB V
PENGAMATAN TERLIBAT

• Pengamatan : 1) memahami kompleksitas situasi, 2) pengamat menjadi wali pengganti mata dan telinga pembaca laporan.
• Cara melakukan pengamatan : 1) langsung dengan mata penulis, 2) menggunakan alat bantu.
• Keuntungan pengamatan :
1. Memahami konteks data dalam keseluruhan situasi.
2. Peneliti memperoleh pengalaman langsung (tanpa perantara).
3. Melihat sesuatu yang rutin dan dianggap biasa.
4. Mempelajari sesuatu yang tidak disampaikan subjek dalam wawancara.
5. Menemukan hal-hal di luar persepsi subjek.
• Keuntungan penggunaan alat bantu pengamatan :
1. Dapat diulang
2. Dapat dianalisis kembali oleh peneliti lain.
3. Dasar untuk mengecek kesahihan dan keandalan.
4. Dasar bahwa apa yang dikatakan peneliti benar terjadi.
5. Situasi di mana tidak dapat dilakukan pengamatan langsung.
• Keuntungan penggunaan alat bantu pengamatan :
1. Makan waktu dan biaya.
2. Situasi latar pengamatan terganggu.
• Macam-macam pengamatan :
1. Tingkat partisipasi pengamat
2. Identitas pengamat.
3. Latar pengamatan.
• Pengamatan menurut tingkat partisipasi pengamat :
1. Merentang antara pengamat penuh sampai partisipan penuh.
2. Tingkat partisipasi = orang luar – orang dalam.
3. Pemilihan kedudukan pengamat tergantung pada :
a. Situasi pengamatan : menunggu – banyak berpartisipasi – menarik kembali partisipasi.
b. Bidang yang diamati, misalnya tidak bisa peneliti menjadi murid.
4. Keuntungan partisipan penuh :
a. Peranan peneliti tersamar bagi orang yang diteliti.
b. Dapat mengetahui seluk-beluk dan bahasa kelompok.
5. Kelemahan partisipan penuh :
a. Cenderung menganggap banyak hal menjadi biasa.
b. Terikat peranan dalam kelompok.
c. Kesukaran dalam mengadakan pencatatan.
• Macam pengamatan menurut identitas pengamat :
1. Pengamatan terbuka
a. Identitas pengamat diketahui.
b. Pengamat menginformasikan maksud dan tujuan pengamatan.
c. Patton = model konsensus, orang pada dasarnya selalu bekerja sama dan menolong, menginginkan sudut pandangnya dimengerti dan terbagi di dunia.
2. Pengamatan tertutup
a. Identitas pengamat disembunyikan.
b. Pengamat tidak menginformasikan maksud dan tujuan penelitian.
c. Kelebihan : menjaga agar perilaku subjek alami
d. Kelemahan : tidak etis melakukan pengamatan diam-diam.
e. Patton = model konflik, tidak ada orang memberi sesuatu dengan cuma-Cuma, terutama kebenaran, orang cenderung mencurigai.
• Macam pengamatan menurut latar pengamatan :
1. Latar alamiah.
Kualitatif = latar dibiarkan berlangsung wajar sebagaimana kehidupan sehari-hari.
2. Latar buatan.
Eksperimen = situasi yang diamati diciptakan secara sengaja untuk melihat akibat dari pemberian perlakuan.
• Persiapan melakukan pengamatan :
1. Latihan untuk menjadi pengamat.
2. Panduan pengamatan.
• Hal yang diamati : 1) ruang / tempat, 2) pelaku / aktor, 3) kegiatan / aktivitas.
• Proses pengamatan : 1) umum, 2) fokus, 3) selektif.

BAB VI
WAWANCARA MENDALAM

• Wawancara mendalam :
1. Wawancara = menyelam di bawah permukaan.
2. Pertanyaan sesuai dengan tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan data.
3. Data yang tidak mungkin dilakukan dikumpulkan dengan melakukan pengamatan langsung.
4. Pertanyaan terbuka : jawaban sesuai dengan sudut pandang dan perspektif mereka yang diteliti.
5. Pertanyaan mengalir sesuai dengan informasi yang diberikan oleh informan, berlangsung terus makin mendalam.
• Pentingnya wawancara mendalam :
1. Dengan pengamatan peneliti melihat aktivitas dan perilaku subjek.
2. Dengan wawancara peneliti dapat masuk ke dalam alam pikiran mereka yang diteliti.
• Percakapan biasa berbeda dengan wawancara : 1) tanpa tujuan, 2) saling mengajukan pertanyaan, 3) jawaban tidak panjang lebar, 4) tema masalah pribadi, 5) tidak berkelanjutan, 6) tidak membutuhkan kecakapan, kepekaan, konsentrasi, pemahaman, interpersonal, ketajaman mental dan disiplin.
• Macam-macam wawancara : 1) Menurut format, 2) menurut pendekatan, 3) menurut sifat.
• Wawancara menurut formatnya :
1. Wawancara tidak berstruktur : a) sesuai konteks, b) tidak terikat daftar pertanyaan, c) dipakai pada awal penelitian.
2. Wawancara berstruktur : a) dipandu oleh daftar pertanyaan, b) setelah memperoleh gambaran yang cukup berdasarkan informasi mereka yang diteliti.
• Wawancara menurut pendekatan :
1. Percakapan informal : a) tujuan menjajaki informasi dan membina keakraban, b) tanpa panduan pertanyaan, c) seperti percakapan sehari-hari, d) digunakan pada awal penelitian.
2. Pedoman umum : a) menggunakan garis besar pertanyaan / topik, b) arah pembicaraan mencakup topik.
3. Pertanyaan baku yang bersifat terbuka : a) wawancara dikendalikan oleh daftar pertanyaan yang telah disiapkan, b) arah wawancara sesuai dengan tujuan penelitian.
• Wawancara menurut sifatnya :
1. Wawancara tertutup : a) tidak menyampaikan maksud dan tujuan penelitian sehingga mereka yang diwawancarai tidak menyadari, b) asumsi : orang cenderung menyembunyikan kehidupannya.
2. Wawancara terbuka : a) penelitian menyampaikan maksud dan tujuan penelitian, b) asumsi : orang mau membantu dan bekerja sama.
• Variasi dalam wawancara :
1. Tim : beberapa orang dalam sebuah tim mengajukan pertanyaan.
2. Panel / wawancara terfokus : a) satu pewawancara mengajukan pertanyaan kepada beberapa orang sekaligus, b) jawaban-jawaban mereka yang diwawancarai dapat saling mengkonfirmasi sehingga pewawancara memperoleh informasi yang semakin terfokus.
3. Pertanyaan satu bidikan : a) orang yang diwawancarai keberatan diwawancarai sehingga tidak dapat diajukan daftar pertanyaan, b) memilih satu pertanyaan bidikan sehingga dengan mengajukan satu pertanyaan dapat diperoleh informasi yang cukup.
• Data yang dikumpulkan dalam wawancara :
1. Data verbal : kata-kata yang diucapkan oleh informan.
2. Data nonverbal : pesan yang disampaikan oleh informan yang tidak berupa kata-kata, tetapi berupa gerakan tangan, kedipan mata, senyuman. Data nonverbal turut menentukan makna.
• Pertanyaan yang dihindari : 1) dikotomis, 2) membatasi jawaban, 3) memojokkan, 4) menimbulkan sikap defensif, 5) majemuk, 6) ambigus.
• Urutan pertanyaan :
1. Jangan mulai dari yang kontroversial.
2. Mulai dari hal-hal masa sekarang : pekerjaan, pengalaman, dan tindakan.
3. Jangan langsung mengenai pengetahuan.
4. Jangan langsung ditanya masa lampau.
• Petunjuk wawancara :
1. Menjelaskan tujuan.
2. Perhatian dan rasa tertarik.
3. Merumuskan pertanyaan terinci berdasarkan informasi informan.
4. Bila informan sukar memberikan jawaban, ajukan pertanyaan pendalaman secara berurutan.
5. Jangan mengecewakan.
6. Meninggalkan kesan baik.
7. Setelah wawancara beberapa kali, bandingkan catatan, apa ada perubahan jawaban.
8. Pertimbangkan perbedaan pewawancara dengan yang diwawancara (jenis kelamin, usia, kedudukan sosial).
9. Perhatikan siapa yang diwawancarai (staf atau pejabat), sifat (banyak bicara atau pendiam), dan sebagainya.
• Pelaksanaan :
1. Pencatatan oleh peneliti sendiri.
a. Mengajukan pertanyaan sambil mencatat.
b. Kelemahan : 1) mengganggu lancarnya pembicaraan, 2) keterbatasan kecepatan mencatat, 3) kalau pencatatan dilakukan setelah selesai wawancara, ada keterbatasan ingatan, 4) tidak ada kesempatan mencatat pesan nonverbal.
2. Dibantu oleh alat perekam.
a. Mengatasi kelemahan pencatatan oleh peneliti sendiri.
b. Petunjuk melakukan perekaman : 1) minta ijin merekam, 2) mengemukakan pentingnya penelitian, 3) menjamin kerahasiaan, 4) informan diberi salinan pembicaraan, 5) peneliti tidak memberi perhatian khusus pada tape recorder.


BAB VII
ANALISIS DOKUMEN

• Pengertian dokumen : 1) sumber bukan manusia, 2) pengalaman individu, 3) narasumber.
• Macam-macam dokumen :
1. Dokumen tertulis
a. Dokumen pribadi : 1) buku harian, misalnya : penelitian Douglas “the social meaning of suicide”, ingin mati bersama dengan yang menyebabkan bunuh diri. 2) surat pribadi, melihat hubungan sosial, misalnya penelitian Thomas dan Znanecki, “the polish peasant in Europe and America”, petani Polandia di AS, digolongkan dalam “philistine, bohemia, kreatif”. 3) otobiografi, seringkali ada motif.
b. Dokumen resmi : internal, eksternal.
2. Foto
a. Bahan deskriptif.
b. Membekukan satu situasi pada detik tertentu.
c. Hal yang diperlukan untuk memahami foto : 1) kebudayaan sekitar foto, 2) waktu foto diambil, 3) jangan diambil pada awal penelitian, 4) publikasi perlu ijin tertulis.
3. Data statistik, misalnya : jumlah guru yang absen mempunyai banyak makna kualitatif.
• Karakteristik dokumen : 1) makna terdapat pada penulisan dan pembacaan, 2) kata dapat “berkata” banyak hal yang berbeda dalam konteks yang berbeda.



BAB VIII
CATATAN LAPANGAN

• Catatan lapangan = catatan tertulis apa yang didengar, dilihat dan dialami peneliti dalam pengumpulan dan analisis data.
• Isi catatan lapangan :
1. Deskripsi :
a. Bahasa konkret dan deskriptif.
b. Uraian objektif tentang apa yang sesungguhnya terjadi menurut apa yang kita lihat dan dengar tanpa diwarnai pandangan atau tafsiran.
2. Tafsir / refleksi :
a. Pendapat, gagasan dan kepedulian.
b. Spekulasi, perasaan, ide.
c. Melebihi fakta.
d. Konseptual
e. Deskripsi berasal dari mereka yang diteliti, tafsir berasal dari peneliti. Tafsir adalah pendapat peneliti berdasarkan deskripsi data.
f. Tafsir bukan fakta sehingga belum tentu benar, mendorong menyelidiki lebih lanjut.
• Deskripsi dapat berupa :
1. Catatan singkat / laporan ringkas.
a. Dibuat sewaktu berada di lapangan untuk membantu ingatan.
b. Kata-kata, istilah, ucapan.
c. Dibuat sambil melakukan pengamatan dan wawancara.
d. Singkat dan padat.
e. Setelah selesai pengamatan atau wawancara, segera dibuat menjadi laporan lapangan.
2. Laporan lapangan / laporan yang diperluas.
a. Deskripsi yang terinci.
b. Sesuatu yang biasa dipandang aneh dan menarik.
c. Perluasan dari catatan singkat.
• Tafsir / refleksi dapat berupa :
1. Buku harian lapangan / jurnal penelitian lapangan.
a. Catatan mengenai diri peneliti : pengalaman, perasaan, keputusan, sepanjang penelitian.
b. Tiap entri diberi tanggal.
2. Analisis dan interpretasi : jembatan antara laporan lapangan dengan laporan akhir.
• Petunjuk membuat catatan lapangan : 1) dibuat segera setelah memasuki lapangan, 2) berlangsung terus sampai penelitian berakhir, 3) usahakan persis seperti yang dikatakan.






BAB X
ANALISIS DATA MODEL INTERAKTIF

• Dikembangkan oleh Miles dan Huberman.
• Komponen analisis : 1) reduksi data, 2) penyajian data, 3) penarikan kesimpulan dan verifikasi.
• Reduksi data
1. Kegiatan reduksi data = 1) membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, dan menulis memo, 2) memilih yang penting dan membuang yang tidak relevan.
2. Pengumpulan data = uraian rinci yang banyak jumlahnya. Agar dapat dikendalikan, dilakukan reduksi = dirangkum, dipilih yang pokok-pokok, difokuskan yang penting, dan dicari tema atau polanya.
3. Data dari laporan lapangan harus disederhanakan.
4. Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas.
5. Reduksi data dipandu oleh tujuan.
• Penyajian data
1. Penyajian data = penyusunan informasi sehingga memungkinkan penarikan kesimpulan.
2. Cara penyajian data = 1) narasi teks, 2) grafik, gambar, matriks, tabel : lebih sederhana dan mudah dipahami.
3. Data yang bertumpuk, uraian yang tebal, sulit ditangani, gambaran keseluruhan tidak tampak, sulit melihat detail, sulit mengambil kesimpulan.
4. Sajian data membuat data mudah dilihat dan dipahami.
• Penarikan kesimpulan dan verifikasi
1. Dari data peneliti mengambil kesimpulan dengan mencari pola, tema, persamaan, dan sebagainya.
2. Kesimpulan senantiasa diverifikasi sepanjang penelitian berlangsung : awalnya kabur dan meragukan, dengan bertambah data menjadi lebih grounded.
3. Analisis dicatat dan didokumentasikan agar penilai dapat memahami apa yang dilakukan oleh peneliti.
• Analisis digambarkan sebagai berikut :














• Gambar itu dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Dari data yang dikumpulkan, direduksi dan atau disajikan.
2. Reduksi dan penyajian data saling mempengaruhi. Dari data yang direduksi dapat dilakukan penyajian, sebaliknya dari data yang disajikan dapat dilakukan reduksi.
3. Penyajian data dan penarikan kesimpulan saling mempengaruhi.
4. Reduksi data dan penarikan kesimpulan saling mempengaruhi.
• Contoh analisis :
1. Masalah : benda apakah ini?
2. Data = tanah, pasir, batu, semen, baju seragam, kayu.
3. Reduksi data = baju seragam dihilangkan.
4. Penyajian data :





5. Penarikan kesimpulan = RUMAH.

BAB XI
ANALISIS DATA MODEL ETNOGRAFI

• Dikembangkan oleh James P Spradley
• Seperti analisis interaktif dari Miles dan Huberman, namun dilakukan maju secara bertahap
• Alur dapat digambarkan sebagai berikut :































































• Keterangan gambar :
1. Segala hal yang dilihat dan dicatat dalam pengamatan dipengaruhi oleh pertanyaan dalam pikiran.
2. Untuk mendapatkan tema budaya, etnografer bekerja seperti halnya arkeolog yang berusaha memahami benda budaya.
3. Analisis dilakukan tahap demi tahap : analisis domain, taksonomi, komponen dan tema.
• Pertanyaan deskriptif dan pengamatan deskriptif = gambaran umum mengenai situasi dan sampel ungkapan dalam jumlah besar dalam bahasa asli informan.
• Analisis domain :
1. Dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan menggunakan pertanyaan deskriptif dan pengamatan deskriptif.
2. Tujuan = untuk menemukan domain (kategori). Domain dibentuk dari unsur-unsur.
3. Domain adalah : a) satuan yang mewadahi unsur-unsur yang mempunyai keserupaan dalam karakteristik tertentu, b) istilah pencakup yang mewadahi istilah tercakup yang dihubungkan oleh hubungan semantik.
• Pertanyaan struktural dan pengamatan terfokus :
1. Untuk memperoleh data yang lebih terinci.
2. Atas dasar domain yang dihasilkan dari analisis domain.
• Analisis taksonomi :
1. Taksonomi = uraian panjang daftar unsur-unsur dari sebuah domain.
2. Kategorisasi dalam domain secara lebih detail.
3. Atas dasar data yang dikumpulkan dari pertanyaan struktural dan pengamatan terfokus.
• Pertanyaan kontras dan pengamatan selektif :
1. Dikembangkan atas dasar hasil analisis taksonomi.
2. Tujuan : a) membedakan domain dari domain yang lain, b) menguji bahwa sebuah istilah merupakan unsur dari sebuah domain dan bukan unsur domain lain.
• Analisis komponen :
1. Komponen = unsur yang menjadi bagian dari sutau domain dan tidak menjadi bagian dari domain yang lain. Komponen diperoleh dari analisis komponen.
2. Analisis komponen = mengkontraskan unsur suatu domain dari domain lainnya.
3. Tujuan = untuk mendapatkan hubungan semantik yang lebih baik.
• Analisis tema dan tema budaya :
1. Analisis tema dilakukan atas dasar analisis komponen.
2. Analisis tema = rekonstruksi domain-domain sehingga terlihat bangunannya.
3. Tema budaya = bangunan yang dibentuk dari rekonstruksi atas domain-domain.
• Contoh analisis :
1. Pertanyaan = benda apakah itu ?
2. Hasil dari pertanyaan deskriptif dan pengamatan deskriptif diperoleh unsur-unsur : raja, golek, bali, nipis, harum manis, biji, emas.
3. Analisis domain diperoleh domain : pisang (raja, biji), mangga (emas, golek, harum manis), dan jeruk (bali, nipis).
4. Hasil dari pertanyaan struktural dan pengamatan terfokus diperoleh uraian lebih rinci dari domain : pisang (pontianak, nangka), mangga (indramayu, kweni, tanduk), jeruk (mandarin, purut).
5. Analisis komponen = menguji kesesuaian unsur dengan domainnya dan meletakkan unsur ke dalam domain yang tepat : pisang (raja, biji, emas, pontianak, nangka, tanduk), mangga (golek, harum manis, indramayu, kweni), jeruk (bali, nipis, mandarin, purut).
6. Analisis tema : membuat bangunan dari domain pisang, mangga dan jeruk. Hasilnya adalah tema budaya yaitu BUAH-BUAHAN.


PERTANYAAN KUALITATIF

Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di MAN 1 Sragen.

KUALITATIF
1. Apakah MAN 1 Stagen SUDAH menggunakan MBS?
2. Kalau jawabannya SUDAH, seharusnya : partisipasi masyarakat tinggi.
3. Kenyataannya : RENDAH
4. Mengapa?

Data kualitatif
Setiap kali orang tua / wali diundang untuk rapat koordinasi untuk membahas kegiatan sekolah, jaranmg ada yang mau dating. Dari 60 orangtua / wali, biasanya hanya dating sekitar 3 orang dalam rapat.

KUANTITATIF
1. Apakah MAN 1 Sragen SUDAH menggunakan MBS?
2. Bagaimana hasilnya? RENDAH

Skor Partisipasi
0 – 33 Rendah
34 – 66 Sedang
67 – 100 Tinggi

Rata-rata = 31
Partisipasi masyarakat di MAN 1 Sragen RENDAH.

Bagamaimana pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di MAN 1 Sragen?
1. Pelaksanaan
2. Hasilnya rendah
3. Mengapa

KUANTITATIF

Teori


Data


KUALITATIF

Teori Data



METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, karena di MAN I Karangnyar menggunakan MBS dalam mengelola sekolah. MBS seharusnya memberikan partisipasi yang tinggi masyarakat kepada sekolah. Pada kenyataaannya, di MAN I Karangnyar, partisipasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan sekolah sangat rendah.

KUANTITATIF
TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Surakarta bulan Juni – Desember 2010.

KUALITATIF
SETING PENELITIAN
Keluarga A hidup sangat terbatas. Pagi-pagi buta istri A hendak menghangatkan air untuk pagi hari. Di dapur ada sebuah tungku tanah yang biasa dipakai untuk memasak. Istri A menyalakan api tungku dengan mengais-ngais sisa api kemarin yang hampir dingin. Korek api seharga Rp. 100,- terlalu mahal bagi keluarga A. ………………

SETINGPENELITIAN
Hari ini saya melihat seorang ibu tua di depan bioskop X. Dia menggunakan kebaya yang umumnya digunakan para perempuan Jawa jaman dulu. Di balik selendang dia bawa beberapa bungkus nasi untuk dijual. Tiba-tiba di sebuah kubangan jalan dia terjatuh. Kemudian dia menangisi beberapa bungkus nasi yang tumpah, karena dengan tumpahnya nasi itu hilang rejeki dia hari itu ……

SETING NOVEL
Saya duduk termangu di tepi sungai kecil dengan air yang jernih. Beberapa ikan kecil berkejaran …..
PELAKSANAAN MBS DI MAN I SURAKARTA
SUBJEK = Kepalka sekolah, guru, siswa, karyawan, komite sekolah, orang tua / wali.
INFORMAN = Kepalka sekolah, guru, siswa, karyawan, komite sekolah, orang tua / wali (TERLIBAT), pengawas, pengurus yayasan, kepala dinas, mapenda, dewan pendidikan, masyarakat / lingkungan (TIDAK TERLIBAT).

Bola salju
Kepala sekolah = sekolah melibatkan masyarakat dalam kegiatan sekolah.
Komite sekolah = keterlibatan masayarakat dalam kegiatan sekolah masih terbatas.
Orang tua / wali = dilibatkan ketika akan membangun.
Komite sekolah = ……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar