Selasa, 12 April 2011

KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DI MADRASAH ALIYAH KEAGAMAAN AL-MANAR SEMARANG 2011

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepemimpinan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi sekelompok individu untuk mencapai tujuan. (Pidarto Made, 2007: 34) untuk menjadi seorang pemimpin yang evektif, seorang kepala sekolah harus dapat mempengaruhi seluruh warga sekolah yang dipimpinnya melalui cara-cara yang positif untuk mencapai tujuan pendidikan disekolah. (http://www.agung.h.harsiwi.go.id)
Dalam pengertian umum, kepemimpinan menunjukkan proses kegiatan seseorang dalam memimpin, membimbing, mempengaruhi atau mengendalikan pikiran, perasaan atau mempengaruhi atau mengendalikan pikiran, perasaan orang lain. Faktor penting dalam kepemimpinan yakni dalam mempengaruhi atau mengendalikan pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain adalah tujuan dan tencana dan dilakukan dengan sengaja, sering jaga kepemimpinan berlangsung secara sepontan. (Dirawat, dkk. 1989: 60)
Dalam kepemimpinan terdapat macam-macam gaya kepemimpinan dengan masing-masing kekerangan dan kelebihannya. Berikut beberapa gaya kepemimpinan yang kerap kali kita liat atau alami saat ini: (1) Kepemimpinan Kediktatoran:Gaya kepemimpinan ini cenderung mempertahankan diri atas kekuasaan dan kewenangan dalam pembuatan keputusan. (2) Kepemimpinan Demokrasi Relatif: Gaya kepemimpinan ini lebih lanjutdari gaya kediktatoran dan kepemimpinan ini berusaha memastikan bahwa kelompoknya mendapatkan infornasi memadai dan berpartisipasi dalam tujuan team. (3) Kepemimpinan Kemitraan: Gaya ini menguburkan batas antara pimpinan dan dan para anggotanyasengan sesuatu kesejajaran dan berbagai tanggung jawab. (4) Kepemimpinan Trenformational: Gaya yang mampu mendatangkan perubahandidalam diri setiap individu yang terlibat dan berbagai organisasi untuk mencapai kinerja yang semakin tinggi. (http://www.mulkisinwijaya.com)
Perkembangan manajemen dan kepemimpinan dalam suatu organisasi apapun merupakan hal yang penting dan perlu mendapatkan perhatian tanpa adanya suatu manajemen dan kepemimpinan yang baik dan aspiratif, maka perubahan dan optimalisasi penerapan kinerja dan tujuan organisasi akan sulit dicapai dan mungkin tidak akan mendapatkan hasil apapun. (Ahmad Sanusi. 2009: 80)
Ada dua prinsip yang harus diarahkan pada setiap pembuat perubahan, yang pertama adalah prinsip moralitas yang kedua adalah prinsip efisiensi. Hubungan efisiensi dan moralitas yang saling mempengaruhi pada berbagai institusi, terutama tentang institusi pendidikan yang kita sebut dengan sekolah, terus menggugah rasa ingin tahu, dipermukaan, moralitas maupun efisiensi sangat baik moralitas menunjukkan kejujuran, kebaikan dan perilaku yang baik, dll. Dan efisiensi memperlihatkan prestasi dan produksi maksimum dengan pengeluaran usaha, uang dan waktu minimum. Idealnya sekolah, pemerintahan, tempat kerja dan bahkan keluarga kita bermoral dan memiliki efisiensi dengan caranya sendiri. (Kay A.Norlander-Case. 2009: 7)
Pembahasan tentang pemimpin telah menunjukkan pada suatu fenomena kemampuan seseorang dalam menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan orang lain dalam suatu kerja sama. (Hendiyat Soetopo. 1980: 3) Fungsi utama kepala sekolah sebagai pemimpin pendidik ialah menciptakan situasi belajar mengajar sehingga guru-guru dapat mengajar dan murid-murid dapat belajar dengan baik. Dalam melaksanakan fungsi tersebut, kepala sekolah memiliki tanggung jawab ganda yaitu melaksanakan administrasi sekolah sehingga tercipta kegiatan belajar mengajar dengan baik dan melaksanakan supervisi sehingga guru-guru bertambah dalam menjalankan tugas-tugas pengajar dan dalam membimbing pertumbuhan murid. (Hendiyat Soetopo. 1980: 15)
Sebagai pemimpin pendidik, kepala madrasah/ sekolah menghadapi tanggung jawab yang berat, untuk itu ia harus memiliki persiapan memadahi, banyak tanggung jawab sehingga ia dapat memusatkan perhatiannya pada pembinaan program pengajaran. (Hendiyat Soetopo. 1980: 19) Pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan yang dimaksud disini adalah kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubung dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. (Nanang Fattah. 1996: 88)
Untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman, pemimpin pendidik hendaknya memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang menjamin kemampuannya mengelola madrasah/ sekolah sehingga tercipta kegiatan belajar mengajar dengan baik. Ia hendak mempelajari organisasi manajemen dan administrasi madrasah/ sekolah. Pendidikan dan pengalaman yang dimiliki oleh kepala madrasah/ sekolah merupakan faktor yang mempengaruhi kepemimpinannya dan tidak semua kepala sekolah mengerti maksud kepemimpinan, kualitas, serta fungsi-fungsi yang harus dijalankan oleh pemimpin pendidik. (Hendiyat Soetopo. 1980: 23-25)
Seorang manajer definitif memiliki bawahan dan secara posisional otoritas mereka menerima power jabatan yang diberikan secara formal. Seorang pemimpin tidak memiliki bawahan tetapi memiliki para pengikut (Followers) yang bisa mengikuti pemimpin diatas kesadaran masing-masing. Seorang pemimpin kerap mendapatkan powernya secara tidak formal, antara lain berasal dari karisma personalisasi diri, yang membuat para pengikut merasa terinspirasi untuk mengikuti dan mewujudkannya sebagai pemimpin. Gaya manajemen yang biasanya terjadi adalah tranformational yang mengarah pada perubahan dinamis, tantangan, visioner, perasaan-hati, nilai, motivasi serat inovasi. (http://www.mulkisinwijaya.com)
Manajemen dan kepemimpinan yang demikian diperlukan dalam mendorong organisasi untuk terus belajar tanggal terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi, serta semakin berusaha dalam meningkatkan performa organisasinya. Dalam bidang pendidikan dan persekolahan. Kepemimpinan perlu diformasikan kembali agar tujuan pendidikan dan pembelajaran dapat dicapai secara optimal agar berdampak signitifikasi terhadap hasil tujuan. (Baharuddin. 2010: 216)
Segala kegiatan yang diarahkan dalam rangka mengembangkan potensi anak menuju kesempurnaannya secara terencana, terarah, terpadu dan kesinambungan adalah hakekat pendidikan. Untuk mencapai sasaran dan fungsi dimaksud maka sistem persekolahan dan lembaga pendidikan menjadi salah satu wahana strategis dalam membina sumber daya manusia yang berkualitas. (Jamal Ma’mur Asmani. 2010: 227)
Pendidikan dalam Islam sudah mestinya dikelola dan dimanage dengan sebaik-baiknya. Dimana Manajemen Pendidikan Islam merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas umat dari keterbelakangan baik secara moral, materi, sepiritual. Sehingga dalam Islam manajemen adalah hal yang penting guna untuk menciptakan tujuan yang diharapkan.
Dalam kenyataan, berbagai tuntutan terhadap kinerja kepala madrasah/ sekolah masih belum dapat dipenuhi seperti masih banyaknya madrasah/ sekolah yang siswanya prestasinya masih rendah, ketidak disiplinan siswa dan guru, kurangnya kemampuan guru terhadap bidang keilmuwan, penguasaan sebagai guru, dan lamban staf pengajar dan tata usaha dalam melayani kebutuhan siswa. (Amitambun. NA. 1974: 23)
Kita dapat mengubah pembelajaran dan pengajaran jika ada sebuah praktek kepemimpinan dan pengaturan. Praktek dan pengaturan itu perlu sebagaimana fokus mereka dalam mengembangkan kapasitas madrasah/ sekolah. Secara menyeluruh team guru-guru dan guru-guru individual kelas belajar tentang pembelajaran dan bagaimana menopang dan mempercepat pembelajaran pada anak-anak, hal ini memerlukan seorang pemimpin dan pengatur untuk memperkokoh pendirian, dan untuk memimpin dan mengatur proses tersebut, sebuah pemusat pembelajaran dapat terjadi.ini berarti kepala sekolah harus menciptakan waktu dan tempat untuk guru-guru dan mendukung karyawan untuk mencoba mengeluarkan ide-ide baru dan mengajaknya berfikir jauh kedepan. (Departemen P&K RI. 2001: 23)
Masalah ini merupakan cerminan kurangnya kemampuan kepala madrasah/ sekolah dalam memberdayakan perubahan untuk kinerja yang lebih tinggi. Kepala madrasah/ sekolah harusnya mampu mengelola semua sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan disekolahnya. Adanya perubahan paradigma pendidikan, diperlukan juga perubahan paradigma kepemimpinan kepala madrasah/ sekolah yang profesional. Pendidikan Islam sudah semestinya dikelola dan dimanage dengan sebaik-baiknya. Dimana pendidikan manajemen Islam merupakan salah satu cara untuk menciptakan kualitas umat dalam keterbelakangan baik secara moral, materi dan sepiritual. Sehingga dalam Islam, manajemen adalah hal yang pentingguna untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Untuk menjawab berbagai masalah, hambatan-hambatan yang dihadapi kepala madrasah/ sekolah dan bagaimana mengatasi masalah tersebut serta solusi yang akan ditempuh, pola kepemimpinan tranformational merupakan salah satu pilihan bagi kepala madrasah/ sekolah untuk memimpin dan mengembangkan kepala madrasah/ sekolah yang berkualitas kepemimpinan tranformational memiliki penekanan dalam hal pernyataan visi misi yang jelas, penggunaan komunikasi secara efektif, pemberian rangsangan intelektual serta perhatian pribadi terhadap permasalahan individu anggota organisasinya. Dengan penekanan hal-hal seperti itu, diharapkan kepala madrasah/ sekolah akan mampu meningkatkan kinerja staf pengajarnya dalam rangka mengembangkan kualitas sekolahnya. Penerapan kepemimpinan tranformational juga diperlukan karena berbagai informasi terkini seyogyanya dapat ditransformasikan kepada guru, tenaga administrasi, siswa dan orang tua melalui sentuhan persuasif, psikologi dan edukatif dari kepala sekolah.
Berdasarkan pernyataan di atas, penyusun tertarik untuk meneliti tentang “Kepemimpinan Tranformational Dalam Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Di Madrasah Aliyah Keagamaan Al-Manar Tengaran Semarang Tahun 2011”

B. Perumusan Masalah
Sebagai langkah awal dan arah yang jelas dalam penelitian ini untuk pembahasan selanjutnya, maka perumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Gambaran Kepemimpinan Tranformational Dalam Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Di Madrasah Aliyah Keagamaan Al-Manar Tengaran Semarang Tahun 2011?
2. Apakah Hambatan dan Solusi dalam Kepemimpinan Tranformational Dalam Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Di Madrasah Aliyah Keagamaan Al-Manar Tengaran Semarang Tahun 2011?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Gambaran Kepemimpinan Tranformational Dalam Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Di Madrasah Aliyah Keagamaan Al-Manar Tengaran Semarang Tahun 2011.
2. Untuk mengetahui Hambatan dan Solusi dalam Kepemimpinan Tranformational Dalam Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Di Madrasah Aliyah Keagamaan Al-Manar Tengaran Semarang Tahun 2011


D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah khazanah keilmuwan para pembaca khususnya mengenai Gambaran Kepemimpinan Tranformational Dalam Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Di Madrasah Aliyah Keagamaan Al-Manar Tengaran Semarang Tahun 2011
b. Sebagai bahan dan pertimbangan atau acuan bagi para peneliti lebih lanjut terhadap Hambatan dan Solusi dalam Kepemimpinan Tranformational Dalam Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Di Madrasah Aliyah Keagamaan Al-Manar Tengaran Semarang Tahun 2011


2. Manfaat Praktis
a. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan tugas sebagai pemimpin tranformational
b. Bagi guru hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk meningkatkan kompetensi guru dan dirasakan bahwa tranformational oleh kepala sekolah sebagai bentuk pembinaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar